Selasa, 26 Agustus 2014

Studi kasus model dengan bermacam metode

  

 1. Studi kasus Prototype :



              Teknologi informasi saat ini sangat berkembang dengan begitu pesatnya. Berbagai aplikasi sistem informasi memungkinkan pemrosesan data dan laporan dengan cepat. Ragam penggunaan teknologi informasi mengakibatkan seluruh bidang kehidupan berubah, tidak terkecuali organisasi bisnis. Para manajer saat ini dan di masa yang akan datang setiap saat dituntut untuk mengetahui perkembangan informasi yang dapat diakses dari media telekomunikasi. Hal ini merupakan tantangan bagi organisasi bisnis untuk bagaimana bersikap dan bertindak. 
              Insan Permata merupakan Puskesmas yang dibangun untuk menunjang aspek kesehatan dan pelayanan kesehatan. Insan Permata memiliki beberapa sub sistem yang berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung, dimana di dalamnya berlangsung proses tranformasi data antara sub sistem yang satu dengan sub sistem yang lain. Salah satu sub sistem dari Insan Permata adalah sistem Apotek yang mempunyai peranan penting dalam pelayanan penyediaan berbagai jenis obat-obatan, baik untuk kalangan internal Puskesmas maupun diluar kalangan Puskesmas. Melihat fungsi yang dimiliki oleh Apotek sebagai sarana penunjang untuk Insan Permata, maka faktor-faktor yang mendukung fungsi Apotek perlu diperhatikan oleh pihak manajemen Insan Permata. Salah satu sarana penunjang Apotek adalah sebuah sistem informasi yang memadai harus disediakan sesuai dengan kebutuhan informasinya.

2. Studi kasus Waterfall :

 

             Latar belakang dari sistem informasi Perpustakaan adalah sulitnya petugas bagian administrasi dalam mengolah data perpustakaan  yang mengakomodasi peminjaman, buku, pengembalian dan membuat laporan yang membutuhkan banyak waktu. Adapun tujuan dari model sistem ini adalah memodelkan  sebuah sistem informasi Perpustakaan yang berbasis komputer dengan menggunakan metode waterfall  dan sistem informasi perpustakaan ini, untuk membantu petugas dalam menghadapi kendala yang dihadapi dalam melakukan transaksi,  sehingga dengan adanya sistem informasi tersebut diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan Perpustakaan.
Dalam pemodelan sistem informasi perpustakaan ini menggunakan metode konvensional yaitu Traditional waterfall, dewitz 19962) yang terdiri dari tahapan-tahapan  Mengidentifikasi Masalah, Peluang dan Tujuan, Menetukan Syarat-Syarat, Menganalisis Kebutuhan Sistem, Merancang Sistem yang direkomendasikan, Mengembangkan dan Mendokumentasikan Perangkat Lunak serta menggunakan Flowmap atau Flowchart, Data Flow Diagram (DFD) dan Entity Relationship Diagram (ERD) untuk memodelkan kebutuhan sistem.


3. Studi kasus Evolutionary :

 

 

             Proyek SITINA dimulai dengan kebutuhan terhadap suatu sistem EDM utilitas yang harus melalukan pemantauan dengan mudah, benar-benar otomatis,pada pembangkit listrik tenaga air . Tujuan utama adalah untuk mengembangkan aplikasi dengan biaya rendah yang memungkinkan dewan direksi untuk memonitor pembangkit listrik tersebut dan mengambil data statistik pada produksi mereka.
             Sebelum memulai proyek kami memutuskan untuk memilih subset yang sesuai dari perangkat lunak dengan rekayasa metode dan teknik terkenal dan mapan. Agar sistem yang dibuat sesuai harapan dan dapat membantu dalam mencapai semua keinginan pengguna dan juga dapat digunakan dengan sukses dalam konteks organisasi di mana SITINA akan digunakan. Hal tersebut merupakan tujuan penelitian kami untuk belajar dan mengevaluasi kemampuan mereka untuk meningkatkan proses pembangunan dan membantu dalam memecahkan masalah yang akan timbul. Awalnya kami menganggap masalah berikut yang harus dipertimbangkan dalam memilih model referensi dan metode:
- Mempertahankan kepuasan pengguna dengan memungkinkan sistem untuk beradaptasi dengan perubahan kebutuhan pengguna
- Mempertahankan kepuasan pengguna dalam hal kegunaan dari sistem dan waktu untuk menyebarkan
- Menambahkan nilai kepada Rekayasa Perangkat Lunak UKM yang digunakan untuk model hanya itu memproses 

- Kemampuan tim proyek, dalam pengembang tertentu, untuk belajar dan menggunakan model-model baru seperti, metode dan teknik;
- Adaptasi dari model, metode dan teknik untuk membangun sebuah sistem embedded.


            Dalam proses ini kita menggunakan apa yang kita sebut pendekatan Trojan-horse katalitik. Kami diperkenalkan di UKM model terkenal, metode dan alat-alat yang telah ditetapkan untuk beberapa waktu dan dapat diakses oleh praktisi biasa. Kami memiliki tidak digunakan atau dievaluasi metode yang maju dan teknik, yaitu pada pendekatan berorientasi objek. Meskipun mereka memainkan Peran besar pada disiplin rekayasa perangkat lunak, mereka tidak dianggap alat utama untuk UKM biasa software Development Company atau praktisi. Mengikuti kebijakan yang sama, kami belum digunakan atau dievaluasi eksperimental atau canggih peralatan dan teknologi, seperti versi konfigurasi dan kontrol, metrik otomatis atau berorientasi obyek database. Beberapa alat dan teknik yang tidak tersedia bagi tim pengembangan, dan lain-lain akan diambil cukup banyak waktu atau sumber daya lain untuk menggunakan dan mengintegrasikan.
Terkait kerja mengenai proses penilaian dan upaya perbaikan, menggunakan CMM1 dan QIP2 di UKM, jelas menyimpulkan bahwa metode ini tidak cocok untuk organisasi tersebut. Cattaneo dan yang lainnya merupakan hadiah studi kasus CMM dan QIP penilaian di UKM dan menyimpulkan bahwa "kita harus mendefinisikan penilaian dan metodologi dengan visi yang lebih luas dari Masalah, itu tidak cukup untuk mempertimbangkan isu-isu rekayasa hanya, kita harus memperhitungkan bahwa sebagian besar perangkat lunak perusahaan masih pada tingkat kematangan yang sangat rendah ". Brodman dan Johnson Laporan tentang penerapan CMM dalam kecil organisasi dan menyimpulkan bahwa UKM "ingin meningkatkan, tetapi mereka memiliki masalah dengan yang diukur terhadap model yang persyaratan mereka tidak bisa memenuhi kaku ".

 

4. Studi kasus Spiral :

 

 

              Sistem Informasi Manajemen Proyek (SIMP) erat kaitannya dengan pengintegrasian personil, kebijakan prosedur dan sistem (manual atau komputer) yang memungkinkan membantu pelaksanaan kegiatan, merencanakan, mengorganisir, mengarahkan dan mengendalikan biaya, jadwal dan mutu. Pada perkembangannya, pelaksanaan proyek dengan pendekatan “Time Based Competition” sudah menjadi tuntutan yang harus dipenuhi oleh setiap kontraktor. Pendekatan ini mengharuskan dipertimbangkannya variabel waktu (jadwal memainkan peranan penting dalam jalannya sebuah proyek. Metode pengendalian jadwal yang dikenal luas pemakaiannya adalah teknik nilai hasil dan analisa variansi. Metode ini dapat mendeskripsikan besarnya kemajuan (progress) dan status (ahead or delay) proyek pada saat pelaporan. Variansi dalam pelaksanaan proyek biasanya ditunjukkan dengan kurva-S yang dapat juga berfungsi sebagai alat peramalan terhadap jalannya proyek di masa datang. Hasil dari pengendalian jadwal biasanya dilaporkan secara berkala dalam bentuk laporan performansi proyek. Implementasi kedua metode di atas biasanya dilakukan dengan cara manual (menggunakan Microsoft Excel) karena software manajemen proyek yang ada (Primavera Project Planer, Microsoft Project, Project Scheduler dan lainnya) belum dapat digunakan dengan optimal. Pada cara manual terdapat banyak kelemahan. Selain prosedur implementasi yang culup sulit, metode manual juga mengakibatkan hasil pengukuran performansi yang kurang akurat. Untuk itu penelitian ini akan menghasilkan sebuah sistem yang dapat mempermudah proses pengendalian jadwal atau pengukuran performansi proyek. Selain itu sistem ini dapat melakukan kontrol dari hari ke hari terhadap perkembangan sebuah proyek, serta memberikan informasi penyebab keterlambatan dalam pelaksanaan proyek secara detail. Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat membantu pihak manajemen dalam melaksanaan pengendalian jadwal, serta dapat mengambil langkah kongkret dalam mengatasi penyebab keterlambatan yang terjadi dalam proyek. Sistem ini juga dapat melakukan pengukuran kinerja bagi para penanggung jawab pekerjaan atau sub-kontraktor berdasarkan deviasi waktu penyelesaian pekerjaan aktual terhadap jadwal. Dengan demikian diharapkan sistem ini dapat menyediakan informasi tambahan bagi pihak manajemen kontrak dalam menyeleksi sub-kontraktor pada proyek yang akan datang.

 

5. Studi kasus Increment :

 


              Saat ini dunia perdagangan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut dunia perdagangan mampu menyediakan layanan jasa dan barang dengan cepat sesuai dengan permintaan konsumen. Transaksi melalui Internet ini lebih dikenal dengan nama e- Commerce yang menghubungkan antara produsen dengan produsen, produsen dengan konsumen, konsumen dengan produsen, konsumen dengan konsumen. Pengguna internet yang terus bertambah di Indonesia, membuat e-Commerce semakin dibutuhkan oleh perusahaan untuk terus mengembangkan kegiatan bisnisnya. Untuk meng-implementasi e-Commerce dalam mendukung bisnis organisasi perlu di perhatikan 5 komponen utama yaitu ; pengembangan produk, promosi, transaksi online, product delivery dan after sales support. Ke 5 komponen tersebut akan saling mendukung satu dengan lainnya untuk memperoleh revenue dan profit yang lebih baik. Dengan memiliki situs e-Commerce model komunitas, owner PT. CBS merasakan belum maximal dan efektif penyediaan fasilitas ada saat ini pada situs www.ChingMix.com. Dengan demikian dapat diidentifikasi masalah yang ada di situs www.ChingMix.com, antara lain : bagaimana meningkatkan efektivitas dari pemanfaatan web/internet (sekarang) menuju e-Commerce yang utuh dan bagaimana menciptakan keterpaduan dengan mitra yang ada melalui e-Commerce.
      
          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar